.  Pengertian Cestoda

slide_47.jpgCestoda merupakan kelas cacing parasit yang mempunyai badan berbentuk pipih dorsoventral, bersegmen-segmen, tidak mempunyai rongga badan, mempunyai scolex, leher dan proglotid.
Cacing ini bersifat hermaprodit, cara multiplikasi / reproduksi / berkembang biak dengan jalan mengeluarkan telur (ovipar) dan kadang-kadang   perbanyakan dalam bentuk larva.
Cara infeksi biasanya dengan larva yang mengalami enkistasi masuk ke traktus digestivus hospes. 



Ø  Bagian tubuh:

a.      Kepala (scolex)

            Berfungsi untuk melekat ( biasanya membulat). Pada eucestoda biasanya mempunyai 4 sucker (acetabulum) yang dapat dilengkapi dengan kait. Pada bagian skoleks dapat juga dijumpai adanya rostellum (penonjolan/moncong) yang sering dilengkapi dengan kait.

            Pada cotyloda tidak mempunyai organ melekat seperti eucestoda (acetabulum) tetapi mempunyai bothria (celah panjang dan sempit serta berotot lemah).

b.      Leher

            Tidak bersegmen, sesudah scoleks melanjut ke leher.

c.       Tubuh atau badan

            Terdiri dari segmen-segmen (Proglottid) yang dipisahkan oleh garis-garis transversal, tiap-tiap proglotid biasanya mengandung 1 atau 2 set organ reproduksi.

d.      Proglotid
            Dibentuk mulai dari leher yang makin menjahui scoleks semakin dewasa/masak. Dikenal tiga macam proglotid, yaitu proglottid muda, proglottid dewasa (organ reproduksi berkembang dan berfungsi sempurna) dan proglotid gravid (penuh telur, organ reproduksi mengalami degenerasi). Pada banyak cacing pita, telur tidak dikeluarkan tetapi mengumpul di proglotid gravid, selanjutnya proglotid ini lepas dan keluar bersama feses.

  ORDO;
CESTODA terbagi dalam 2 Ordo :
1.    Ordo Pseudophyllidea
2.    Ordo Cyclophyllidea


Perbedaan Ordo Pseudophyllidea dengan Ordo Cyclophyllidea :
Perbedaan
Pseudophyllidea

Cyclophyllidea
Scolex
Ada 2 cekah isap di tengahsegmen (sucking grove)
Ada 4 batilisap
Porus uterinus
Ditengah segmen
Tidak ada (buntu)

Uterus

Seperti spiral

Seperti kantong, bercabang-cabang, dan berisi telur yang terbungkus kapsul
Telur

Mempunyai operculum
Tidak beroperculum
Onchosphere

Bersilia

Tidak bersilia, ada 6 kait
Larva

Procercoid, Plerocercoid
Cysticercoid, Cysticercus, Hidatid
Genus & Spesies
Diphyllobothrium latum, Diplogonoporous grandis

Taenia saginata
Taenia solium
Hymenolepis nana
Hymenolepis diminuta
Dipylidium caninum

           Parasit yang golongan Cestoda
1.      Diphyllobothrium latum
a.       Klasifikasi
Kingdom       : Animalia
Phylum          : Platyhelminthes
Class              : Cestoda
Ordo              : Pseudophyllidea
Family           : Diphyllobothriidae
Genus            : Diphyllobothrium
Species          :Diphyllobotrium latum

b.      Morfologi
Bersifat hermafrodit
                        Ukuran          : Cacing dewasa panjangnya dapat
                      mencapai 10 meter. Panjang scolex dengan      lehernya   5-10  mm jumlah proglotidnya bisa mencapai 3.000 atau lebih. Satu cacing bisa mengeluarkan 1.000.000 (satu juta) telur setiap harinya.

 Habitat          :  menempel pada dinding intestinum
dengan scolex.
c.       Siklus hidup


helmintologi-54-638.jpg

                               Telur Diphyllobothrium latum harus jatuh kedalam air agar bisa menetas  menjadi corasidium. Corasidium (larva) ini harus dimakan oleh cyclops atau Diaptomus untuk bisa melanjutkan siklus hidupnya. Di dalam tubuh Cyclops larva akan tumbuh menjadi larva procercoid.


d.      Gejala Penyakit
Biasanya asympotomatis, tetapi kadang kadang berupa perut sakit, berat badan menurun dan anemia.
e.       Sampel :
Sampel berupa feses untuk pemeriksaan adanya telur cacing.
f.       Pencegahan:
Ikan harus dimasak sampai matang sebelum dimakan.



2.     Taenia saginata
a.      Klasifikasi
Kingdom        : Animalia
Filum              :Platyhelminthes
Kelas              : Cestoda
Ordo               : Cyclophyllidea
Famili             : Taeniidae
Genus              : Taenia
Spesies            : Taenia saginata

b.      Morfologi
Bersifat hemafrodid.
Ukuran cacing dewasa panjangnya antara 5-10 meter
Hidup didalam intestinum.

c.       Siklus hidup


gbr21 copy.jpg




d.      Gejala penyakit
Biasanya asymptomatis. Pada infeksi yang berat dapat timbul gejala sakit epigastrum, nafsu makan bertambah, lemas, dan berat badan berkurang. Kadang kadang disertai vertigo, nausea, muntah, sakit kepala dan diarrhea.
e.       Sampel
Feses untuk menemukan telur cacing dan proglotidnya.
f.       Pencegahannya
Dilakukan dengan memasak daging sampai matang sebelum di makan.

3.      Taenia solium
a.       Klasifikasi
Kingdom        : Animalia
Filum              : Platyhelminthes
Kelas             : Cestoda
Ordo               : Cyclophyllidea
Famili             : Taeniidae
Genus             : Taenia
Spesies            : Taenia solium

b.      Morfologi
Cacing dewasa bisa mencapai 2-7 meter
Bersifat hemafrodid
Cacing dewasanya menempel pada dinding intestinum dengan scolexnya sedangkan cysticercusnya terdapat di jaringan otot atau jaringan subcutan.

c.       Siklus hidup
Cacing dewasa yang berada di dalam intestinum jarang menimbulkan gejala. Gejala yang sering muncul adalah sakit epigastrum, nafsu makan meningkat, lemah dan berat badan menurun.
Cysticercus berada di jaringan otak, sumsum tulang belakang, mata atau otot jantung akibatnya menjadi serius bahkan bisa mematikan.


Siklus_hidup_taenia.jpg



d.      Sampel
Sample berupa feses penderita untuk mencari proglotid dan telur cacingnya

e.       Pencegahan
Pencegahan dengan memasak daging sampai matang sebelum dimakan.

4.      Hymenolepis nana
a.        Klasifikasi
Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Platyhelminthes
Class                     : Cestoda
Ordo                     : Cyclophyll
Family                  : Hymenolepididae
Genus                   : Hymenolepis
Species                 : Hymenolepis nana
Nama penyakit     : Hymenolepiasis

b.      Morfologi
Bersifat hermafrodit, panjangnya 25-40 mm, dan lebarnya 1mm. Menimbulkan penyakit pada manusia dan tikus
Cacing dewasanya hidup di intestinum.

c.       Siklus hidup
Telur yang masuk bersama makanan atau minuman setelah sampai di dalam duodenum, akan menetas menjadi oncosphere. Oncosphere akan menembus villus usus dan berkembang menjadi cysticercus matang, akan berkembang menjadi cacing dewasa dan menetap di antara vili usus.

d.      Gejala Penyakit
Penyakitnya sering kali asymptomatis, Bila infeksinya berat, akan timbul diarrhea dan sakit di perut.

e.       Sampel
Berupa feces penderita, diperiksa untuk menemukan telur cacing H.nana.

f.       Pencegahan
- Menjaga kesehatan makanan dan minuman
- Meningkatkan hygiene pribadi



5.      Hymenolepis diminuta
a.       Klasifikasi
Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Platyhelminthes
Class                     : Cestoda
Ordo                     : Cyclophyllidea
Family                  : Hymenolepididae
Genus                   : Hymenolepis
Species                 : Hymenolepis diminuta

b.      Morfologi
Cacing dewasa
Panjang           : 10-60 cm.
Lebar              : 3-5 cm.
Terdapat  800-900 segmen.

c.       Penyebaran
Kosmopolipit, juga ditemukan di Indonesia.

d.      Hospes dan Habitat
Manusia, tikus, dan mencit, habitat di usus halus.

e.    Siklus Hidup   


slide_41.jpg

        

f.       Sampel
Menemukan telur dalam tinja.

g.      Pencegahan
Membasmi tikus dan serangga yang berperan sebagai hospes perantara.

6.        Diphyllidium caninum
a.       Klasifikasi
Kingdom        : Animalia
Phylum           : Platyhelminthes
Class               : Cestoda
Ordo                : Cyclophylidea
Family            : Dipylidiidae
Genus             : Dipylidium
Species           :Dipylidium caninum

b.      Morfologi
Panjang           : 40-50 cm.
Memiliki 60-175 proglotid.
Skolek berbentuk belah ketupat dengan 4 batil hisap lonjong dan menonjol.

c.       Penyebaran
Kosmopolit.

d.      Hospes
Hospes dari parasit ini anjing dan kucing, kadang-kadang dapat mengenai manusia. Habitat di usus halus.

e.       Siklus Hidup


slide_47.jpg




f.       Gejala Penyakit
Infeksi ringan tanpa gejala, infeksi berat atau pada anak-anak dapat menimbulkan diare.

g.      Sampel
Menemukan telur dalam tinja atau di perianal, atau menemukan proglotid yang berkelompok.

h.      Pencegahan
Menghindari anak bermain dengan anjing dan kucing, dan membasmi kutu binatan tersebut.



REFERENSI :



Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi & Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti

   Juni, Prianto L.A dkk,. 2002. Atlas Parasitologi Kedokteran. Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Gramedia
 

Komentar

  1. Maaf masih dalam tahap percobaan posting , Referensi tercantum tetapi tidak terlihat ..

    BalasHapus

Posting Komentar